kuliah dimana?

"kuliah dimana?"
Sungguh pertanyaan ini adalah salah satu pertanyaan yang sudah tidak etis lagi untuk ditanyakan. Karna pertanyaan ini sudah termasuk pertanyaan yang sangan intim dan mendekati privasi. Tidak semua orang merasa senang dihujami pertanyaan seperti ini, bahkan bisa menimbulkan penyakit penyakit hati seperti iri, cemas, gelisah bahkan sedih. Khususnya bagi orang orang seperti saya.

Saya adalah calon mahasiswa baru yang sudah ditolak oleh beberapa PTN. Jalan hidup memang tidak selalu mulus. Saya ditolak 4x oleh PTN dan 1x ditolak oleh Sekolah Tinggi. Sakit, iya sakit tiap ada yang bertanya "Gimana di PTN ini? Lolos ga?"
Saya tidak tahu harus berkata apa, dari mulai jaman pengumuman SNMPTN sampai pengumuman UM pertanyaan itu sudah tidak asing lagi buatku. Dan mirisnya lagi saya harus menjawab "ga lolos, belum rejeki hehe"
"semangat!!"
dan jawaban itu, sudah berkali kali saya dengar.
dan mau ga mau, karna mereka sudah berusaha "care" pada saya dengan menanyakan pertanyaan tidak etis itu sekaligus menyemangati saya, mau tidak mau saya bertanya balik sama mereka
"lo sendiri gimana? dapet di PTN itu?"
"Alhamdulillah...hehe"
dan jawaban itu. sekali lagi. MIRIS GUYS. HATI SAYA TERCABIK CABIK.
walaupun saya senang bahwa teman teman saya bisa sukses mendapatkan PTN. Namun disisi lain perasaan saya teriris mengetahuinya, bagaimana saya bisa tidak iri?

Saya merasa saya sudah usaha cukup keras untuk bisa lolos di PTN, saat masih SNMPTN nilai rapot saya tidak buruk buruk amat, dan nilai UN saya pun juga tidak begitu buruk. Tapi kenapa bahkan orang yang nilainya dibawah saya bisa lolos? faktor hoki kah? atau saya yang salah strategi?
oke disini saya masih ikhlas karna mungkin memang saya yang salah strategi memilih univ dan jurusan.

Ga lolos di SNMPTN ga bikin saya nyerah buat mendapatkan PTN, masih ada SBMPTN. Saya usaha cukup keras berharap agar bisa lolos. Saya les intensif hampir tiap hari membahas soal soal PTN dari tahun tahun lalu. Tryout tryout pun saya jalani. soal soal PTN layaknya sudah jadi makanan tiap hari saya saat itu. Karna saya sudah merasa usaha keras, saya mengoptimiskan diri bahwa saya akan lolos.
tapi, apa yang terjadi?
saya tidak lolos.
ITU SAKIT BANGET GUYS. HATI SAYA HANCUR BERKEPING KEPING, RASANYA KAYA USAHA LO SELAMA INI SIA SIA.
dan ya pertanyaan pertanyaan tidak etis itupun mulai bermunculan, dan makin iri ketika tau teman teman saya yang lolos.
Saya galau berhari hari.

Karna tidak sedikit teman teman saya yang belum mendapatkan PTN juga seperti saya, maka saya pun mengikuti Ujian Mandiri. UM UM telah saya kejar. Ibadah yang mulai saya tingkatkan dari UN sampai sekarang saya masih jalankan. Berbagai usaha telah saya lakukan.

Namun, what the...
masih aja ga lolos.............
saya kejar PTN sampe mentok ke UM UM masih aja gagal...........
dosa apa saya.................?
rasanya hati saya sudah kiamat.
dan masih saja pertanyaan ga etis itu tetap bermunculan.

saya sakit hati, dan ditolak PTN tuh rasanya lebih sakit daripada putus sama pacar.
putus sama pacar ga ada apa apanya dibanding kelangsungkan pendidikan saya untuk masa depan.
sakitnya tuh disiniiiiiiii.

saya menulis ini cuma ingin menyampaikan dan memberitahu kalian kalian yang sudah diterima di perguruan tinggi yang kalian mau, untuk bisa mengerti perasaan orang orang seperti kami. Saya tau kalian peduli, tapi setidaknya kalau saya tidak mengabari apapun ke kalian, kalian harus peka bahwa saya tidak mendapatkan apa yang saya ingin, dan beri saya waktu untuk bisa menerima apa yang sudah terjadi pada saya. tolong beri pengertian, karna saya masih sensitif ditanyakan hal hal seputar itu.

saya daftar di PTS, walaupun bukan ini yang saya inginkan, saya terima. saya percaya bahwa Allah punya rencana yang lebih baik untuk saya. Mungkin memang bukan rejeki saya tahun ini untuk masuk PTN, mungkin tahun depan?
atau mungkin memang jalan saya melanjutkan di PTS?
entahlah, saya cuma bisa menjalani apa yang ada aja sekarang.

dan satu lagi, tolong jangan meremehkan PTS manapun, kalau kalian bilang PTS kualitasnya jelek dibanding PTN, mungkin yang tidak berkualitas itu adalah pikiran kalian karna menganggap PTS tidak bagus. Tolong hargai semua perguruan tinggi. dimanapun perguruan tingginya tetap saja yang menentukan kesuksesan adalah diri kita sendiri.

saya senang banyak teman teman saya yang diterima di PTN, dan tidak sedikit juga yang melanjutkan di PTS. Semoga ini memang yang terbaik. Saya berharap teman teman saya sukses dimanapun kalian melanjutkan pendidikan.

Comments